kemarin, kau menyinggung tentang jarak aku tak hiraukan esoknya, kau membicarakan jarak aku dengarkan selewat kini, kau membuat jarak perasaanku meracau lantas, apa salahku? yang mendengar ceritamu yang tersentuh oleh kisahmu saat kau sedih yang murka mendengar hal yang kau tutupi yang setidaknya menemanimu mengenal bahagia tanpa harta yang khawatir bila kau sakit yang kini resah karena tak mendapatkan kabar sehingga temanmu lah yang perlu ku hubungi tuk mengurangi gundah apa mungkin aku terlalu dekat di waktu yang singkat? apa aku tak boleh mengetuk untuk mengucap sapa? hingga lingkaranmu membangun dinding di jalanku? tolong, katakan saja. aku tak suka menerka lagipula aku tak suka memohon. dan yang paling aku tak suka adalah kehilangan karena aku bertemu denganmu baik baik tak sepatutnya diakhiri dengan tak baik maka sedikitnya ucapkan kata selamat dalam kata selamat tinggal karena pamit adalah kata perpisahan bukan kehilangan
jika ini logika maka "tidak" pilihannya jika ini logika maka "bukan" jawabannya jika ini logika kau bukan orangnya jika ini logika maka tak akan nantinya jika ini logika maka tak mungkin jika ini logika maka tak akan pernah berapapun frasa yang terangkai hingga kapan pun takkan usai logika tak berdaya diracau karena ini hati yang bertindak mengendalikan fikiran jauh keatas menyamarkan realita membuyarkan fakta membumbung emosi nan baik dan buruk dan ini nyata terjadi percuma berpura-pura tak peduli hati takkan seirama bahkan justru kan membutakan dan merusak akal sehat sial